Senin, 17 Februari 2025

BAB 3 BELUNTAS

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

3.1        Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif-kualitatif, yang mencakup studi literatur, praktik penyulingan daun beluntas, serta analisis hasil yang diperoleh. Selain itu, uji organoleptik dilakukan kepada responden untuk menilai karakteristik sensoris dari hasil penyulingan. Pendekatan ini memungkinkan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap proses penyulingan dan kualitas produk yang dihasilkan.

 

3.2           Tempat dan Waktu penelitian

3.2.1       Tempat Penelitian

Proses penyulingan minyak atsiri yang berasal dari daun beluntas dilaksanakan di SMA Cendekia Sidoarjo, di mana kegiatan ini bertujuan untuk mengekstraksi minyak dari daun melalui teknik destilasi yang telah difasilitasi sekolah.

 

3.2.2      Waktu Penelitian

Penelitian diawali dengan tahap pengeringan yang berlangsung dari 23 November hingga 28 November 2024 di SMA Cendekia Sidoarjo. Setelah tahap ini selesai, proses penyulingan dilakukan pada 28 November hingga 29 November 2024 sebagai langkah berikutnya dalam penelitian.

 

3.3  Alat dan Bahan

3.3.1     Alat:

1)               Barometer dan termometer

2)               Botol kaca

3)               Buret

4)               Corong kaca

5)               Erlenmeyer

6)               Gelas ukur

7)               Klem

8)               Ketel penyulingan

9)               Kompor

10)            Kondensor

11)            Pipet

12)            Pompa air

13)            Selang air

14)            Statif

 

3.3.2     Bahan:

1)              Air

2)              Daun beluntas

3)              Gas minyak (LPG)

 

3.4           Rancangan Percobaan

Berikut ini merupakan rancangan percobaan yang digunakan oleh penulis sebagai dasar dalam pelaksanaan penelitian ini.

 

(gambar)

 

3.5           Prosedur Kerja

1)              Tahap pertama dimulai dengan proses pengeringan daun beluntas sebanyak kurang lebih 5 kg. Pengeringan ini disarankan berlangsung selama lebih dari tiga hari untuk memastikan kadar air dalam daun berkurang secara optimal, sehingga hasil minyak atsiri yang diperoleh lebih maksimal.

2)              Setelah daun kering siap untuk diproses, langkah berikutnya adalah melepas rangkaian alat destilasi. Pada tahap ini, kondensor dikencangkan dengan klem agar tetap stabil selama proses penyulingan berlangsung, kemudian ketel penyulingan dilepas untuk dilakukan pengisian air.

3)              Ketel penyulingan kemudian diisi dengan air sebanyak 6 liter sebagai media utama dalam proses destilasi.

4)              Daun beluntas yang telah mengalami proses pengeringan selanjutnya dimasukkan ke dalam ketel penyulingan hingga kapasitasnya terisi penuh. Hal ini bertujuan untuk memastikan jumlah bahan baku yang digunakan sesuai dengan kapasitas alat, sehingga proses ekstraksi minyak atsiri dapat berjalan dengan efisien.

5)              Setelah bahan dan air telah dimasukkan ke dalam ketel, rangkaian alat penyulingan dipasang kembali seperti semula. Pompa air kemudian dinyalakan agar sistem pendingin dapat bekerja secara optimal. Selain itu, buret yang digunakan dalam proses pemisahan minyak atsiri diisi dengan sedikit air sebagai langkah persiapan sebelum proses destilasi dimulai.

6)              Selanjutnya, kompor dinyalakan dengan api besar untuk mempercepat pemanasan ketel penyulingan. Ketika suhu mencapai 100°C, intensitas api pada kompor dikurangi agar proses destilasi berlangsung secara stabil. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 7 hingga 8 jam, di mana uap minyak atsiri dari daun kayu putih akan terbentuk dan terkondensasi dalam sistem penyulingan.

7)              Setelah proses destilasi selesai, kompor dimatikan untuk menghentikan pemanasan pada ketel penyulingan.

8)              Langkah berikutnya adalah membuka buret secara perlahan untuk memisahkan hidrosol dengan minyak atsiri yang telah diperoleh selama proses destilasi. Pemisahan ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi pencampuran kembali antara minyak dan air.

9)              Setelah seluruh proses penyulingan selesai dan suhu dalam sistem mulai menurun, pompa air dimatikan untuk menghentikan aliran air pendingin dalam kondensor. Hal ini dilakukan setelah memastikan bahwa pipa kondensor telah mendingin sepenuhnya.

10)           Setelah semua tahapan selesai, alat destilasi dibersihkan agar dapat digunakan kembali dalam kondisi optimal untuk percobaan selanjutnya.

11)           Tahap terakhir adalah pengukuran hasil rendemen minyak atsiri yang telah diperoleh. Pengukuran ini dilakukan menggunakan gelas ukur dan pipet untuk mengetahui volume minyak yang berhasil diekstraksi dari daun kayu putih, sehingga efektivitas proses penyulingan dapat dievaluasi.

 

3.6            Metode Penelitian

Dalam proses pengumpulan data, penulis melaksanakan penelitian pada tanggal 12 November hingga 29 November 2024. Penelitian ini menggunakan bahan utama berupa daun beluntas yang telah mengalami pengeringan selama lebih dari lima hari menggunakan metode pengeringan udara (air-drying). Setelah pengeringan selesai, daun beluntas kemudian diekstraksi melalui metode penyulingan dengan kombinasi uap dan air. Seluruh rangkaian proses penyulingan ini dilakukan di lingkungan SMA Cendekia Sidoarjo.

Selain itu, untuk mengevaluasi karakteristik hasil minyak atsiri yang diperoleh, penulis juga melakukan uji organoleptik dengan melibatkan seluruh siswa di SMA Cendekia. Uji ini bertujuan untuk menilai aspek sensorik, seperti aroma dan warna minyak atsiri, guna mengetahui kualitas minyak yang dihasilkan berdasarkan persepsi para responden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB 2

  BAB II DASAR TEORI   2.1          Definisi Minyak Atsiri Minyak atsiri, yang juga dikenal sebagai essential oils, etherial oils, a...